Kamis, 25 Agustus 2011

Pintu - Pintu Surga

Ibnu Abbas ra. berkata: Surga mempunyai 8 pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan jauhar (sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para Nabi dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang dermawan.Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang mendirikan shalat, orang yang menyempurnakan wudhunya dan orang yang menyempurnakan rukun-rukun shalatnya. Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang memberikan zakatnya dengan senang hati dan ikhlas. Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah terhadap perbuatan munkar. Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu yang buruk. Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah.Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad (dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang melakukan kebaikan, diantaranya: berbuat baik kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain sebagainya.

Surga ada 8 (delapan)macam:

  • Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
  • Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
  • Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
  • Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
  • Jannatun Na’im yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
  • Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
  • Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
  • Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.

Darul Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga yang lain. Surga ini mempunyai dua pintu dan dua daun pintu, satu daun pintu terbuat dari emas, dan yang satunya terbuat dari perak. Jarak setiap pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. Adapun bangunan yang ada didalamnya terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya dari misik, debunya dari anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya terbuat dari mutiara, punggungnya dari yaqut dan pintunya dari jauhar.

Didalam surga ini terdapat sungai yang namanya sungai Rahmat yaitu sungai yang mengalir keseluruh surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara yang sangat putih, lebih putih dari embun dan lebih manis dari madu.
Didalam surga terdapat sungai yang bernama Sungai Kautsar yaitu sungai Nabi kita Muhammad Saw. pohon-poinnya terbuat dari intan dan yaqut. Didalam surga juga terdapat sungai Kafur, sungai Tasnim, sungai Salsabil, sungai Rahiqul Makhtum dan dibelakang sungai-sungai ini terdapat sungai-sungai lain yang tidak terhitung jumlahnya.

Diriwayat Nabi Saw. beliau bersabda: “Pada malam aku dijalankan (isra’) ke langit, telah diperlihatkan kepadaku seluruh surga, maka aku melihat empat sungai, yang pertama sungai dari air yang tidak berubah warnanya, kedua sungai dari susu yang tidak pernah berubah rasanya, dan ketiga sungai dari arak dan yang keempat sungai dari madu yang sangat bening.” Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Yang didalamnya terdapat sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer yang lezat rasanya bagi orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bersih dan jernih.” (Qs. muhammad: 15).

Maka aku tanyakan keada Malaikat Jibril as.: “Darimanakah datangnya sungai-sungai ini dan kemana mengalirnya? ” Maka Malaikat Jibril as. menjawab: “Sungai itu mengalir ke telaga kautsar dan aku tidak tau dari mana asalnya, maka tanyakanlah kepada Allah agar Dia memberi tau dan memperlihatkan kepadamu.” Maka berdoalah Nabi Muhammad kepada Allah Swt. Kemudian datanglah seorang malaikat kepada beliau dan memberi salam, seraya berkata:”Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu” Maka aku pejamkan mataku, lalu ia berkata:”Bukalah kedua matamu” maka aku buka kedua mataku, tiba-tiba aku berada dibawah pohon dan aku melihat kubah dari intan putih yang memiliki pintu-pintu dari yaqut hijau dan kunci-kuncinya dari emas merah. Andaikata semua makhluk yang ada didunia baik jin atau manusia berhenti diatas kubah itu, sungguh mereka hanya seperti burung yang hinggap diatas gunung. Maka aku melihat empat sungai itu mengalir dari kubah itu. Ketika aku ingin kembali malaikat tadi berkata kepadaku: “Kenapa engkau tidak masuk kedalam kubah itu?” aku menjawab:”Bagaimana aku bisa memasukinya, sedangkan pintu-pintunya tertutup.” Dia berkata:”Bukalah dia” Aku bertanya:”Bagaimana aku harus membukanya?” Lalu dia berkata:”Kuncinya berada ditanganmu” Aku berkata:”Apa kuncinya?” Dia menjawab:”Yaitu lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM” maka terbukalah pintu itu lalu aku masuk kedalamnya. Maka aku melihat sungai-sungai itu mengalir dari empat tiang kubah. Ketika aku hendak keluar, maka malaikat itu berkata kepadaku:”Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya? ” Aku menjawab:”Ya” Malaikat itu berkata kepadaku: “Lihatlah sekali lagi.” Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas empat kubah tersebut lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM Aku melihat sungai air itu keluar dari huruf Mim-nya lafazh BISMI, sungai susu keluar dari huruf Ha’-nya lafazh Allah, sungai arak (khamer) keluar dari Mim-nya lafazh RAHMAN, dan sungai madu keluar dari Mim-nya lafazh RAHIM. Maka aku baru mengerti bahwa asalnya sungai-sungai tersebut adalah dari lafazh Basmalah. Kemudian Allah Swt. berfirman: “Wahai Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini dari golongan umatmu dengan hati tulus (ikhlas) lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM maka aku beri dia minum dari empat sungai ini.”

Kemudian Allah memberi minum kepada ahli-ahli surga itu dengan air surga pada hari sabtu, memberi minum dengan madu surga pada hari ahad, memberi minum dengan susu surga pada hari senin, dan memberi minum dengan arak pada hari selasa. Disaat mereka minum, mabuklah mereka lalu terbanglah ahli surga itu selama seribu tahun hingga mereka berhenti pada suatu gunung yang besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan sungai Salsabil mengalir dibawahnya. Maka minumlah mereka pada sungai itu tepat pada hari rabu.

Kemudian terbanglah mereka selama seribu tahun hingga berhenti pada suatu istana yang indah, didalamnya terdapat ranjang-ranjang yang tinggi, dan beberapa gelas yang sudah disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Maka duduklah setiap orang dari mereka diatas ranjang, lalu datanglah pada mereka minuman Zanzabil kemudian mereka meminumnya tepat pada hari kamis.

Setelah itu mereka dihujani oleh awan yang putih selama seribu tahun, sehingga mereka sampai ketempat duduknya orang yang benar, pada hari itu tepat pada hari jumat, mereka duduk diatas hidangan yang kekal abadi dan turunlah pada mereka minuman Rahiqul Makhtum, yang ditutupi dengan misik. Kemudian mereka membuka tutup tersebut dan mereka meminumnya.

Nabi Saw. bersabda: “Mereka itulah orang-orang yang melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat”

FASAL: Pepohonan Di Surga
Ka’ab ra.: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pohon-pohonan di surga. Maka beliau menjawab: “Tidak pernah kering dahan-dahannya dan daun-daunnya tidak pernah berguguran dan tidak rusak buahnya. Sesungguhnya pohon yang paling besar di surga adalah pohon Thuba, yang akarnya terbuat dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjud dan daun-daunnya dari sutra yang halus. Pohon ini memiliki 70.000 cabang, setiap cabang itu menyentuh Arasy dan lebih rendah-rendahnya cabang itu berada di langit dunia.”

Tidak ada didalam surga sebuah kamar, tidak ada sebuah kubah dan tidak ada bilik kecuali didalamnya terdapat cabang pohon itu, yang bisa mengayomi diatas surga. Pada pohon itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki oleh hati. Bandingan dari pohon itu di dunia adalah matahari, asalnya matahari berada di langit tetapi sinarnya sampai kesegala tempat.

Ali ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits, sesungguhnya pohon-pohon di surga itu berasal dari perak, sedangkan daun-daunnya sebagian dari perak dan sebagian (yang lain) dari emas. Kalau sekiranya batang pohon itu dari perak, maka akar-akarnya dari emas. Pohon-pohon didunia akarnya di bumi dan cabang-cabangnya berada di udara, karena sesungguhnya dunia itu tempat yang fana (rusak). Akan tetapi pohon-pohonan yang terdapat di surga tidaklah demikian halnya, akarnya di udara dan cabang-cabangnya di bumi. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Buah-buahnya dekat. Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al-Haqqah: 23-24).

Dan debu-debu di surga itu dari misik, anbar dan kafur, dan sungai-sungainya terdiri dari susu, madu, arak dan air yang sangat jernih. Apabila angin bertiup menerpa dedaunan, maka bersentuhlah antara daun yang satu dengan daun yang lainnya hingga menimbulkan suara yang sangat indah (merdu), dan suara seindah itu belum pernah didengar.

Dengan sanad dari Ali ra. Sesungguhnya ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya didalam surga terdapat suatu pohon , yang dibagian atasnya keluar perhiasan dan pada bagian bawahnya keluar kuda yang memiliki sayap yang diberi pelana, yang dikendalikan, yang ditaburi dengan intan dan yaqut. Kuda tersebut tidak pernah mengeluarkan kotoran dan tidak pernah buang air kecil. Adapun yang menaiki kuda itu adalah para wali Allah Swt. dan kuda ini akan membawa terbang para wali Allah tersebut ke surga. Lalu berkatalah orang-orang yang berada dibawah mereka:”Wahai Tuhanku, lantaran apa hamba-hamba- Mu itu mencapai kemulian semcam itu?” Maka Allah Swt. berfirman kepada mereka: “Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan shalat ketika kalian semua masih tidur, mereka melakukan puasa sedangkan kalian tidak, mereka berjihad membela agama Allah sedangkan kalian semua duduk disisi istri kalian, dan mereka bersedekah dengan harta mereka dijalan Allah, sedangkan kalian semua bakhil (kikir).”

Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata: Sesungguhnya didalam surga itu terdapat sebuah pohon, orang yang menaiki bisa berjalan dibawah naungannya selama 100 tahun dan naungan itu tidak akan putus. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang buah-buahnya tidak berhenti dan tidak terlarang mengambilnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 30-33).

Diibaratkan waktu didunia adalah waktu sebelum matahari terbit dan sudah terbenamnya matahari, sampai hilangnya mega dan gelap malam yang menutupi di dunia. Maka sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang. “ (Qs. Al-Furqan: 45).

Maksudnya adalah waktu sebelum terbitnya matahari dan sesudah terbenamnya, sampai masuk pada kegelapan malam. Diriwayatkan dari Nabi Saw. sesungguhnya beliau bersabda: “Apakah aku tidak pernah menceritakan kepadamu tentang waktu(saat), yaitu waktu yang serupa dengan waktu yang ada di surga. Dia adalah waktu dimana sebelum matahari terbit, bayang-bayangnya itu memanjang, rahmatnya saat itu merata dan berkahnya saat itu banyak.”

Sumber :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=228244157187389

Cinta Datang Karena Terbiasa ?

"Cinta datang karena terbiasa jika keterbiasaan itu terjadi tanpa ketidaksengajaan" - Dwitasari

Tak disangka, bulan ini dia akan menikah. Dadaku sesak. Seharusnya aku ikut bahagia ya? Sahabatku, teman baikku, cinta pertamaku akan segera menikah. Bukan dengan aku tapi dengan yang lain.

***

"Kamu ini ya, seringnya bikin kaget! Tapi aku seneng lho secepat ini kamu akan melepas masa lajangmu."

"Ini bukan mauku!" Jawabnya, ketus.

"Hmm.." Aku menatapnya sebentar, lalu kembali mengetik naskah novelku. Dia mengganggu aku yang sedang berimajinasi.

"Witing tresno jalaran soko kulino." Dia berkata dengan terbata-bata, berdiri dari bangkunya lalu berpindah tempat duduk, disampingku.
"Datangnya cinta karena terbiasa." Aku menatapnya sebentar, menoyor kepalanya lalu kembali mengetik lagi.
"Ih, dengerin gue dulu dong!" Dia menjambak rambutku, memaksaku, lenjeh.
"Apaan?" Aku menatapnya ogah-ogahan dan meninggalkan naskah-naskah itu sejenak.
"Menurut elo perjodohan itu apa?"
"Zaman Siti Nurbaya." Jawabku, seadanya.
"Gue dijodohin! Perjodohan itu menyeramkan! Dua orang yang tidak saling mengetahui satu sama lain dipertemukan dalam suatu waktu dan tempat. Bukan untuk perkenalan tapi untuk menentukan tanggal pernikahan! Pernikahan.. Negeri antah-berantah atau mungkin sesuatu yang lebih gila daripada rumah sakit jiwa!"
"Kenapa elo gak nolak aja?"
"Elo mau tahu, kenapa gue gak bisa nolak?"
"Apa?" Jawabku, penasaran.
"Perjodohan itu salah satu 'alat' pembahagiaan"
"Maksudnya?"
"Gini.. Perjodohan itu emang gak bikin gue terlalu bahagia tapi perjodohan itu bisa membuat orang-orang disekitar gue bahagia." Dia berkata dan menatapku dalam-dalam.
"Hmm.." Ibarat paragraf, aku sudah mengetahui komplikasi masalahnya.
"Elo tahu kan nyokap gue? Dia gak bisa bertahan hidup kalau enggak dikasih suntikan insulin berkala. Dengan perjodohan ini, gue pengen ngebuat beliau setidaknya bahagia karena menikah dengan wanita yang beliau pilihin buat gue. Nyokap gue bilang cinta itu bisa dateng kalau terbiasa. Terbiasa bertemu, terbiasa saling berbagi, terbiasa saling perhatian maka cinta akan datang dengan sendirinya." Dia menjawab semua pertanyaan yang timbul di otakku kala itu.
"Tapi ini berat!" Dia berkata padaku dengan nada tinggi.
"Kenapa?" Aku kembali bertanya padanya.
"Gue harus ninggalin sesuatu yang menurut gue bisa bahagiain gue secara penuh. Termasuk seorang wanita yang selama ini mengisi kekosongan hati gue."
"Kalau tujuannya mulia, Tuhan pasti ngasih yang terbaik buat elo. Walaupun elo harus ninggalin semua hal yang menurut elo bisa membuat elo bahagia." Aku berusaha menenangkannya, walaupun aku juga merasa miris dan getir.

***

Tanpa ditunggu pun, pernikahan itu terjadi. Aku melihat disana, seorang laki-laki dan seorang perempuan duduk di pelaminan, diberi hujanan ucapan dan salaman kebahagiaan dari semua tamu undangan.

Aku melihat cinta pertamaku, duduk dipelaminan bukan denganku tapi dengan yang lain. Aku berjalan ke pelaminan untuk memberikan ucapan. Sulit memang, menahan perkataan hati yang berkecamuk saat itu, menahan air mata agar tidak mempermalukan aku di depan dia, cinta pertamaku. Dan jika air mata itu jatuh di depan dia, aku akan berkata bahwa ini adalah air mata bahagia.

***

5 tahun berlalu. Aku masih single dan masih menyukai menulis. Buku terbaruku laris dipasaran dan cetakan pertama terjual habis selama 1 bulan. Bagaimana dengan dia? Dia hidup bahagia dengan istri dan kedua anaknya di Brunei Darussalam, dia bekerja sebagai salah satu petinggi perusahaan perminyakan di daerah sana.

Hari ini, dia berkunjung ke Indonesia. Pulang kampung katanya. Melalui chat YM, dia berjanji akan menemui saya setelah menemui ibunya yang kesehatannya berangsur membaik.

***

"Udah lama ya?" Aku segera duduk disampingnya dan mengulurkan tangan.

"Cuma salaman? Udah lama gak ketemu juga!" Dia berdiri dari tempat duduknya, mengampiriku, duduk disampingku lalu mencium kedua pipiku.

"Jangan bilang istriku ya!"

"Apaan sih! Emang istrimu bakal mutilasi kamu kalau kamu cuma nyium pipi sahabatmu? Hahaha." Candaku membuat dia juga ikut tertawa.

"Haha. Jadi elo masih single ya?" Dia mengawali pembicaraan.
"Orang mah kalau baru ketemu itu nanya kabar, bukan nanyain status! Iyeee single haha kenapa?" Aku menjawab pertanyaannya dengan ringan.
"Tahan banget!"
"Well, masih banyak yang harus gue kejar. Masih banyak orang yang harus gue bahagiain."
"Jangan terlalu keasikan sendirian lo!"
"Cerewet! Gimana kabar istri lo dan anak lo?" Aku bertanya.
"Istri gue baik. Anak gue udah 2. Yang pertama udah 4 tahun, yang kedua masih 2 tahun. Gimana buku lo? Masih tentang cinta-cintaan lebay? Hahaha" Jawabnya seadanya, benar-benar tidak berubah sejak 5 tahun berlalu!
"Cinta itu MISTERIUS, ga bisa dipegang tapi kerasa nyata. Makanya gue gak berhenti buat menulis tentang cinta."
"Oh." Jawabnya pendek, sepertinya dia tidak tertarik dengan pernyataanku.
"Witing tresno jalaran soko kulino. Cinta datang karena terbiasa. Jadi, cinta itu sudah datang kan!" Aku berusaha mengalihkan pembicaraan ke bahan pembicaraan yang menurutku ringan-ringan saja.
Dia terdiam dan menatapku kosong. Apa aku salah bicara? Ups.. Sepertinya aku melakukan suatu kesalahan!
"Belum." Dia menjawab sambil memakan hidangan masakan yang sudah tersedia di depan kami. Tidak berselera.
"Gue salah ngomong ya?" Aku kagok, terdiam.
"Ternyata lo masih inget tentang cerita gue yang perjodohan itu ya?"
"Iya. Karena cerita lo itu bukan main-main."
"Tujuan gue gak nolak perjodohan itu bukan cuma gue pengen membuat nyokap gue bahagia tapi gue juga pengen segera punya keluarga dan anak, cuma itu..."
"Istri gue bisa memberikan itu semua dan dengan pernyataan cinta datang karena terbiasa itu, gue percaya suatu saat gue bisa mencintai istri gue dengan tulus.."
"Tapi semua berjalan gak sesuai kemauan gue. Istri gue, anak gue, kebahagiaan nyokap gue, semua kosong! Gue membiarkan semua mengalir tanpa pilihan gue. Buat menyesal bener-bener udah telat. Dan bodohnya lagi, bagian hati gue masih diisi dengan wanita itu, bukan dengan istri gue!" Dia menjawab pertanyaanku dengan lengkap. Aku merasa bersalah.
"Sorry lho, gue gak maksud ikut campur soal kehidupan pribadi lo. Kita ganti topik ya?" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Mungkin ini saatnya gue ngasih tahu lo. Elo mau tahu siapa wanita yang bertahun-tahun mengisi kekosongan hati gue?" Dia menjawab pertanyaanku dan membuatku penasaran.
"Nggg.. Rahasia hati lo, jangan dibuka ke gue! Gue comel lho! Haha"
"Tapi elo harus tahu!" Dia berkata dengan sangarnya dan begitu memaksa!
"Siapa?" Aku bertanya dengan nada penasaran.
"Elo.." Dia menjawab pendek tapi mengagetkan!
"Gue? Lucu lo! Makan yuk!" Aku tidak percaya dengan jawabannya yang membuat dia terlihat bodoh.
"Gue suka cara lo memandang gue. Gue suka kebiasaan lo saat bertemu gue. Gue suka kebiasaan lo berbagi sama gue. Gue suka kebiasaan lo memberi perhatian ke gue. Cinta datang karena terbiasa jika keterbiasaan itu terjadi tanpa ketidaksengajaan. Gue sengaja membiasakan semua yang terjadi antara gue dan istri gue, makanya cinta gak datang dengan mudahnya. Tapi semua kebiasaan yang terjadi secara tidak sengaja bersama lo, gue jadi tahu cinta itu segila apa!" Jawabannya membuat aku shock! Aku seperti tidak percaya dengan semua yang dikatakannya. Aku terdiam, tidak bisa berhenti menatapnya, sesak.
"Dan untuk hal yang terparah, bodoh dan tololnya, gue ngerasain hal yang sama. Cinta itu gila, dia membuat kita ga rasional! Jujur, gue pengen banget menikah dengan cinta pertama gue, tapi ternyata dia keburu menikah dengan orang lain." Tanpa sengaja aku berkata padanya, benar-benar lisan dan tanpa kesengajaan.
"Siapa?" Dia bertanya padaku, penasaran.
"Elo lah! Pake nanya lagi!"
Beberapa detik kami butuhkan untuk saling menatap. Sorotan matanya tergeletak lemah dimataku. Dia mengulurkan tangannya ke bahuku. Dia menatapku dalam dan lekat, memelukku dengan erat. Suami orang lain, cinta pertamaku, saat ini memelukku dengan erat. Tak pernah aku merasa sehangat itu.


with love :)
Dwitasari

Sumber :
http://dwitasarii.blogspot.com/2010/12/cinta-datang-karena-terbiasa.html