Selasa, 07 Desember 2010

Sukses dengan Soft Skill

Menjadi sukses tidak hanya cukup bermodalkan kecakapan intelektual saja. Indeks Prestasi (IP) tinggi juga tak menjamin seseorang mencapai kesuksesan di tempat kerjanya. Lantas, apa yang dibutuhkan seseorang untuk sukses? IP (Indeks Prestasi) 4? Tampang keren? Mertua kaya? Ternyata, berdasarkan survey yang diadakan NACE (National Association of Colleges and Employers), IP tinggi hanyalah nomor 17 dari 20 kualitas yang dianggap penting dari seorang lulusan universitas. Lalu yang lain? Kualitas-kualitas apakah gerangan yang ternyata lebih berpengaruh selain IP? Berikut saya cuplikkan daftarnya dari buku Sukses Dengan Soft Skills halaman 5 :


Hasil Survei :
  • National Association of Colleges and Employers (NACE) pada 2002 di Amerika Serikat (AS) terhadap 457 pengusaha menunjukkan, IP hanya menempati posisi ke-17 dari 20 kualitas yang dianggap penting dari seorang lulusan universitas. 
  • Berdasarkan buku Lessons From The Top, yang dikarang oleh Thomas J. Neff dan James M. Citrin, mengatakan bahwa kunci sukses dari seseorang itu ditentukan oleh 90 % adalah kemampuan soft skill dan hanya 10 % saja kemampuan hard skill. Buku ini sendiri menceritakan tentang bagaimana kunci sukses dari 50 pemimpin bisnis yang ada di Amerika dan apa yang dapat kita pelajari dari kesuksesan mereka..
  • Kajian Depdiknas RI 2009, menyatakan bahwa kesuksesan seseorang dalam pendidikan, 85% ditentukan oleh Soft Skill.
  • Hasil Penelitian Harvard University, Amerika Serikat. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (Hard Skill), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (Soft Skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh Hard Skill dan sisanya 80% dengan Soft Skill.

Ternyata, justru keterampilan yang biasanya dianggap sekadar basa-basi pada lowongan pekerjaanlah yang menempati peringkat-peringkat atas. Di antara keterampilan tersebut adalah kemampuan berkomunikasi, integritas, dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain. Kualitas-kualitas yang tak kasat mata inilah yang disebut soft skills.

Dalam buku Sukses dengan Soft Skills terbitan Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung (ITB), Ichsan S Putra dan Ariyanti Pratiwi, memberi panduan bagi para mahasiswa dalam menghadapi dunia nyata lewat penguasaan soft skills ini.

Seperti dijelaskan di tulisan sebelumnya, ada tujuh area soft skills yang sebaiknya diasah oleh para mahasiswa untuk meretas sukses di dunia kerja. Ketujuh area yang merupakan winning characteristic ini adalah Communication Skills, Organizational Skills, Leadership, Logic, Effort, Group Skills, dan Ethics.Dengan sedikit modifikasi membentuk akronim COLLEGE.

Tulisan kali ini akan membahas area kedua pada soft skills ; organizational skills.

Keterlambatan menjadi poin pertama pada area ini. Ketika kuliah, bisa jadi keterlambatan bukanlah sebuah masalah besar. Meski ada dosen yang saklek menegaskan mahasiswanya tidak boleh terlambat, tak jarang juga dosen yang membiarkan keterlambatan para mahasiswanya dengan pemikiran mahasiswa adalah individu dewasa yang bisa mempertanggungjawabkan semua perilakunya. Terlambat mengumpulkan tugas? Dampak yang timbul mungkin hanya pengurangan nilai.

Beda kondisinya jika Anda terambat dalam dunia kerja. Selain pengurangan nilai kinerja, terlambat beberapa menit saja bisa membuat Anda kehilangan kontrak besar dengan klien yang prospektif. Atau minimal, Anda bisa dicap sebagai karyawan yang tidak becus mengelola waktu.

Dalam dunia usaha, keterlambatan Anda bisa mengganggu ritme kerja karyawan lainnya. Melewati tenggat waktu penting dua kali biasanya akan mengarahkan Anda pada pintu keluar.

Esensi manajemen waktu sebenarnya sederhana. Anda mengelola waktu yang Anda miliki untuk mengerjakan berbagai rencana kerja seefektif dan seefisien mungkin agar hasil yang Anda capai maksimal dan stres yang timbul minimal. Alat yang diperlukan dalam manajemen waktu adalah penjadwalan.

Kita membuat rencana pemanfaatan waktu dengan penjadwalan. Dengan memiliki perencanan yang baik setidaknya Anda memiliki patokan yang jelas untuk mengoptimalkan waktu Anda dan mengurangi kemungkinan Anda lupa akan suatu aktivitas.

Ada strategi tertentu yang bisa Anda terapkan agar jadwal yang Anda buat efektif.
Strategi tersebut adalah :
  1. Buat daftar kegiatan yang hendak Anda kerjakan.
  2. Buat skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut. 
  3. Tentukan perkiraan waktu yang Anda butuhkan untuk mengerjakan tiap pekerjaan. 
  4. Alokasikan waktu untuk tiap pekerjaan. 
  5. Lakukan evaluasi penerapan jadwal yang sudah Anda buat.
Jika Anda termasuk orang yang mampu mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu waktu, identifikasikan kegiatan apa saja yang dapat Anda kerjakan secara bersamaan lalu manfaatkan kemampuan itu untuk mengoptimalkan waktu yang Anda punya.

Anda juga harus belajar untuk berkata ‘tidak’ pada permintaan rekan kerja. Terkadang kita merasa segan menolak permintaan rekan kerja untuk membantu pekerjaannya. Namun Anda juga harus mengetahui batas kemampuan Anda. Jika beban pekerjaan Anda memang sudah banyak, Anda bisa menolak permintaan rekan kerja Anda tadi secara elegan dengan memaparkan fakta dan alasan yang logis. Jangan sampai Anda membantu rekan kerja tetapi kemudian pekerjaan Anda sendiri terbengkalai.

Hilangkan kebiasaan menunda. Semasa kuliah kita mungkin senang menunda mengerjakan tugas kuliah hingga mendekati batas waktu pengumpulan. Sebaiknya hilangkan kebiasaan tersebut ketika Anda mulai bekerja.

Biasanya kita menunda suatu pekerjaan karena menghindari tugas yang tidak kita sukai, tidak menyenangkan, atau tidak penting. Terkadang tugas itu juga sangat kompleks hingga mengurangi motivasi kita untuk segera menyelesaikannya. Atau kita merasa masih memiliki banyak waktu. Namun alasan paling umum dalam menunda suatu pekerjaan adalah rasa malas.

Untuk menghindari dan menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan, Anda bisa mencoba beberapa saran ini.

Amati kelakuan menunda. Jika kebiasaan menunda pekerjaan sudah berlangsung lama, coba amati kebiasaan itu. Apa peyebabnya? Kapan kebiasaan itu muncul? Pada saat apa kita melakukan penundaan dan apa akibatnya? Kita akan menemukan suatu pola dan alasan-alasan sebuah penundaan. Dengan mengenali pola ini akan lebih mudah bagi kita untuk menghilangkan kebiasaan menunda.

Selain itu, kita harus membuang jauh-jauh pikiran negatif yang akan membuat kita menunda suatu pekerjaan seperti “Besok kan masih bisa dikerjakan.”

Segera tinggalkan perasaan malas atau takut mengalami kegagalan. Jangan menunggu mood untuk melakukan sesuatu. Sebaiknya segera lakukan suatu pekerjaan karena itu justru akan menimbulkan motivasi.

Poin lain yang juga patut diperhatikan adalah jangan terus bekerja di bawah tekanan. Sebenarnya situasi tertekan itu tak jarang kita ciptakan sendiri. Jika kita memang memiliki waktu yang cukup untuk suatu pekerjaan, untuk apa mengerjakannya di saat-saat terakhir? Waktu yang cukup juga membuat kita sempat melakukan perbaikan yang diperlukan. Selain itu, terlalu banyak stres akan mengganggu kesehatan.

Trik yang cukup jitu adalah perdaya diri Anda untuk mulai melakukan suatu pekerjaan selama lima menit saja. Ketika akan melakukan sesuatu yang sepertinya banyak dan rumit, katakan pada diri kita, kita akan melakukan pekerjaan ini selama lima menit saja. Paksa diri kita untuk bekerja dan katakan, “Toh ini hanya lima menit.” Biasanya, orang akan merasa tanggung dan menambahkan lima menit lagi dan lagi hingga akhirnya pekerjaan itu tuntas.

Mulai saat ini berlatihlah mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan saat ini juga. Beralatihlah untuk tidak menunda suatu pekerjaan.

Sumber :
http://semangatbelajar.com/tag/sukses-dengan-soft-skills/
http://ieusurabaya.wordpress.com/2010/01/11/soft-skill-rahasia-kunci-sukses-seseorang/
http://hangganuarta.com/sukses-dengan-soft-skills.html
http://www.wattpad.com/616698-soft-skill-85-kunci-sukses-pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar